Mencintai Tanpa Balasan
suasana malam yang sepi, dan angin yang tidak terlalu berhembus kencang serta suara musik di suatu warung kopi mengiringi guyonan kami bertujuh di sebuah warung ber wifi tempat kami biasa berkumpul..
di semua teman saya ada seorang perempuan yang dari pertama saya mengenalnya memang sudah ada suatu perasaan, sebut saja cinta..
pertemuan itu berawal saat kami akan bermain ke pantai bersama. saya, teman cowok saya Dani, dan dua perempuan dita, dan putri ( seorang yang saya maksud ).
sebelumnya saya cuma tahu namanya, Putri dia adalah teman sekolah Dani.
terpesona dari pandangan pertama, mungkin itu ungkapan yang tepat meskipun terasa agak lebay.
tapi iya benar, saya benar benar terseposa.
paras cantiknya, semyum manisnya, sorot mata indahnya.. wajah yang tidak akan pernah saya lupakan.
perkenalan kami pun berlanjut dari sering ngopi bersama.
oh tidak, saya jatuh cinta, benar benar jatuh cinta. suatu malam saat kami keluar berdua di sebuah taman kota, dengan lampu kuningnya yang redup dan bergelombang seperti nyala api.
suasana yang damai, tidak terlalu ramai, angin malam berhembus lambat menyapu daun-daun pepohonan taman.
dengan manja dan sedikit takut aku coba menyandarkan kepalaku kepundaknya sambil melihat dia chat an dengan temannya.
oh tidak, aku nyaman.. benar-benar nyaman.. perasaan yang telah lama tidak aku rasakan.. saking lamanya aku jomblo, muncul kembali..
aku takut, ingin sekali aku katakan cinta.. tapi, cinta berarti mengikhlaskan dari pertama kali mengungkapkan.
aku bingung, sangat bingung...
aku malu, sangat malu...
jika harus bercerita hal ini pada temanku.
selain itu aku tidak tahu mengapa? ada sesuatu yang mengganjalku untuk mengungkapkan.
setelah beberapa minggu diam diam ku sebut namanya dalam malamku dan meminta petunjuk, hal itu terjawab.
masih dengan iringan lagu yang tidak terlalu keras dari warung tempat kami ngopi bertujuh.
putri dan dita pamit pulang tanpa alasan yang jelas, saya dan teman-teman mencoba menahannya. tapi dia tetap pulang..
aku dan teman-teman pun melanjutkan ngopi kami, dengan bernyanyi bersama, disertai iringan gitar dari salah satu teman saya.. sekitar setengah jam kemudian. putri update story dia sedang ketemuan dengan seorang cowok.
anj*ng, saya cemburu...
dari kami ngopi bersama dia pergi dan ketemuan dengan yang lain.
marah dan kesal, tentu iya.. apalagi mengingat kedekatan aku dengan putri.
tapi ah aku memang salah, aku terlalu takut mengungkapkan. mungkin aku terlalu memikirkan waktu yang tepat. mungkin aku terlalu takut jika rasaku ini berada di saat yang salah.
dari situ aku mulai paham, mungkin cuma perasaanku saja yang seperti ini tanpa ada timbal balik.
hal itupun berlanjut dengan dia sering update story bersama cowok.
yah mungkin aku harus mengundurkan niatku.
tidak!! cinta ku terlalu kuat, aku tidak akan mundur...
aku tetap menyebut namanya dalam malamku... ku doakan yang terbaik buat dia..
senja-senja berganti, matahari yang tak pernah bosan terbit di timur dan tenggelam di barat sudah banyak berlalu.
aku tersadar, mungkin memang aku tidak di takdirkan untuk memilikinya, aku hanya di takdirkan mendoakan nya.
suatu sore, di senja yang sudah tenggelam dan menyisakan warna mega.. aku dan putri jalan-jalan di taman kota.
kali ini aku benar-benar mengatakan aku sangat sayang dia, tapi aku sadar mungkin aku memang tidak pantas.
sambil merangkul nya dengan tangan kanan ku, dan kusandarkan kepalanya ke pundakku aku bilang..
"put, jaga dirimu baik-baik, aku suayang sama kamu. mungkin aku hanya ditakdirkan mendoakanmu, tidak ditakdirkan memilikimu, sekali lagi jaga dirimu baik-baik aku sayang banget sama kamu"
setelah itu aku lepaskan rangkulanku dan tanpa sepatah kata aku berjalan keparkiran dan segera pulang.
aku tinggalkan dia dengan perasaannya yang akupun tidak tahu apa yang ada di perasaannya.
walaupun seperti tanpa ada timbal balik, sampai sekarangpun namanya tetap selalu ada dalam doa malamku.
di semua teman saya ada seorang perempuan yang dari pertama saya mengenalnya memang sudah ada suatu perasaan, sebut saja cinta..
pertemuan itu berawal saat kami akan bermain ke pantai bersama. saya, teman cowok saya Dani, dan dua perempuan dita, dan putri ( seorang yang saya maksud ).
sebelumnya saya cuma tahu namanya, Putri dia adalah teman sekolah Dani.
terpesona dari pandangan pertama, mungkin itu ungkapan yang tepat meskipun terasa agak lebay.
tapi iya benar, saya benar benar terseposa.
paras cantiknya, semyum manisnya, sorot mata indahnya.. wajah yang tidak akan pernah saya lupakan.
perkenalan kami pun berlanjut dari sering ngopi bersama.
oh tidak, saya jatuh cinta, benar benar jatuh cinta. suatu malam saat kami keluar berdua di sebuah taman kota, dengan lampu kuningnya yang redup dan bergelombang seperti nyala api.
suasana yang damai, tidak terlalu ramai, angin malam berhembus lambat menyapu daun-daun pepohonan taman.
dengan manja dan sedikit takut aku coba menyandarkan kepalaku kepundaknya sambil melihat dia chat an dengan temannya.
oh tidak, aku nyaman.. benar-benar nyaman.. perasaan yang telah lama tidak aku rasakan.. saking lamanya aku jomblo, muncul kembali..
aku takut, ingin sekali aku katakan cinta.. tapi, cinta berarti mengikhlaskan dari pertama kali mengungkapkan.
aku bingung, sangat bingung...
aku malu, sangat malu...
jika harus bercerita hal ini pada temanku.
selain itu aku tidak tahu mengapa? ada sesuatu yang mengganjalku untuk mengungkapkan.
setelah beberapa minggu diam diam ku sebut namanya dalam malamku dan meminta petunjuk, hal itu terjawab.
masih dengan iringan lagu yang tidak terlalu keras dari warung tempat kami ngopi bertujuh.
putri dan dita pamit pulang tanpa alasan yang jelas, saya dan teman-teman mencoba menahannya. tapi dia tetap pulang..
aku dan teman-teman pun melanjutkan ngopi kami, dengan bernyanyi bersama, disertai iringan gitar dari salah satu teman saya.. sekitar setengah jam kemudian. putri update story dia sedang ketemuan dengan seorang cowok.
anj*ng, saya cemburu...
dari kami ngopi bersama dia pergi dan ketemuan dengan yang lain.
marah dan kesal, tentu iya.. apalagi mengingat kedekatan aku dengan putri.
tapi ah aku memang salah, aku terlalu takut mengungkapkan. mungkin aku terlalu memikirkan waktu yang tepat. mungkin aku terlalu takut jika rasaku ini berada di saat yang salah.
dari situ aku mulai paham, mungkin cuma perasaanku saja yang seperti ini tanpa ada timbal balik.
hal itupun berlanjut dengan dia sering update story bersama cowok.
yah mungkin aku harus mengundurkan niatku.
tidak!! cinta ku terlalu kuat, aku tidak akan mundur...
aku tetap menyebut namanya dalam malamku... ku doakan yang terbaik buat dia..
senja-senja berganti, matahari yang tak pernah bosan terbit di timur dan tenggelam di barat sudah banyak berlalu.
aku tersadar, mungkin memang aku tidak di takdirkan untuk memilikinya, aku hanya di takdirkan mendoakan nya.
suatu sore, di senja yang sudah tenggelam dan menyisakan warna mega.. aku dan putri jalan-jalan di taman kota.
kali ini aku benar-benar mengatakan aku sangat sayang dia, tapi aku sadar mungkin aku memang tidak pantas.
sambil merangkul nya dengan tangan kanan ku, dan kusandarkan kepalanya ke pundakku aku bilang..
"put, jaga dirimu baik-baik, aku suayang sama kamu. mungkin aku hanya ditakdirkan mendoakanmu, tidak ditakdirkan memilikimu, sekali lagi jaga dirimu baik-baik aku sayang banget sama kamu"
setelah itu aku lepaskan rangkulanku dan tanpa sepatah kata aku berjalan keparkiran dan segera pulang.
aku tinggalkan dia dengan perasaannya yang akupun tidak tahu apa yang ada di perasaannya.
walaupun seperti tanpa ada timbal balik, sampai sekarangpun namanya tetap selalu ada dalam doa malamku.
Posting Komentar untuk "Mencintai Tanpa Balasan"